dulu, kita semua satu kelas, satu sekolah, satu program yang sama
kita berenam, aku, dhila, ranti, diana, desna dan puti
kita berenam selalu bahagia,tertawa..
no tears girls ;)
2 rahun abis itu, kita SMA, ada di kelas yang berbeda, dan sekolah yang berbeda..
sedih rasanya berpisah dengan sahabat-sahabatku yang selaluada disasampingku :(
bahkan terkadang, iri rasanya melihat mereka dekat dengan teman sekelasnya, bukan
iri yang kumaksud, tapi cemburu :(
aku sahabatnya, ya aku sahabatnya..aku cemburu karena aku takut kehilangan mereka yang selalu ada disampinku, disisiku menjadi diriku, tersenyum bahagia..
cemburu.. yaa, aku cemburu mereka dekat dengan orang lai.. bahkan aku takut jika mereka melupakan dan meninggalkanku.. :( bukannya aku takut sendirian, tapi aku tak mau persahabatanku selama ini berakhir di masa yang seharusnya aku bangga2kan ini.. masa SMAku.. :(
ya, aku sudah SMA saat ini, seharusnya aku lebih dewasa bukan? lebih realistis dan lebih dewasa dalam mengahadapi permasalahku.. tapi mengapa masih saja sikap kekanak2an ini masih saja melekat dalam diriku??
huuh.. terkadang ketika mereka mengatakan tak bisa bersama ku ketika istirahat aku sedikit kecewa, aku berharap ketika pulang sekolah nanti dapat bersama..
namun, ketika kudapati mereka sibuk dengan tugas2 dan perkara2 lainnya, kembali aku merasa kecewa dan sekejapsaja rasa kecewa itu hilang karena aku mulai sadar, mereka sudah seharusnya punya kehidupan pribadi, dimana dalam kehidupannya itu, tak ada aku..
aku mengerti :')
satu tahun sudah aku begini.. melewati masa-masa abu2 ini.. mencoba menenggelamkan driri dalam kesibukan dan kebahagiaan bersama yang lainnya.. aku merasakannya betapa tidak?? mereka teman sekelasku selalu tertawa mengisi hari2ku, membuat aku sejenak melupakan kekecewaan kanak2ku..
tertawa melewati hari, tak kusadari kini aku tak lagi kecewa dengan semua tolakan mereka .. :)
aku sadar, ada waktunya mereka bersamaku, ada waktunya mereka mengenal yang lain lebih baik.. :')
kini, aku sadar. persahabatan bukan masakah jarak, buktinya kita jarang bertemu bukan berarti kita tak saling komunikasi, buktinya saja.kita masih saja punya planning liburan bersama tanpa mereka yang menemani kita di sekolah.. tanpa schoolmates kita.. :)
kita masih saja merencanakan liburan bersama, ultah bersama dsb.. ini yang namanya persahabatan, bukan masalah jarak, tapi masalah hati..
we believed in each other.. :) aku percaya mereka akan selalu mengingatku, begitu pun aku, aku percaya pada mereka sepenuhnya :)
sahabatku yang sangat aku sayangii, ternyata dari jauh pun kalian masih tetap mengajariku kedewasaan .. :D
ternyata walau tak langsung, masih saja kalian ingatkan aku, bahwa aku harus tumbuh berkembang dan bahagia dengan apa yang kumiliki sebelum aku terlambat dan menyesalinya..
masih saja kalian ingatkan aku agar aku selalu bahagia..
sahabat, biar saja mereka berpikir kita tak lagi bersama, tapi kita selalu bersama dalam hati kita :)
tahukah kalian sahabat?? kalian kembali membuat masa SMA ku menyenangkan dengan hadirnya kalian dihari2ku, walau tak selalu di sisi ku.. tapi akan selalu bertahan di hatiku, memoriku, dan semua masa lalu dan masa depanku..
walau tak kutunjukan betapa kecewanya aku ketika itu, tapi kini aku bisa menunjukan betapa beruntungnya aku bersama kalian :) you're my unforgettable senior high school :)
AKU MENCINTAIMU UNTUK SELALU ADA DISISIKU DAN UNTUK SELALU MENGAJARKAN HIDUP WALAU TAK LAGI DI SISIKU..
:D
everything inspiring
Saturday, 24 December 2011
Friday, 23 December 2011
untuk sahabatku .. :)
Poem..
Sedih? Aku sedih tanpa kalian ketika jutaan kata yang akan kumuntahkan harus kembali kutahan dalam2..
Kesal? Aku kesal harus menunggu waktu untuk tertawa mendengarkan celotehan lucu kalian.. :(
Sepi? Aku kesepian dalam ramai karena tak ada kalian televisi berjalanku.. :(
Kecewa? Aku kecewa kalian tak hiraukan aku walau aku galau dalam senyumanku.. :(
Rindu? Betapa tidak sahabat? Kalian yang ada di hari2ku dulu kini beranjak pergi, berlalu meninggalkanku :(
Sayang? Bagaimana mungkin aku tidak menyayangi kalian yang selalu buat aku lupakan pedih dan tangisku.. :(
Ketika hening dan tenang kuungkapkan perasaanku..
Ketika damai itu merasuki jiwaku. Hatiku terusik tanpamu disini :(
Ketika kudalami perasaanku, mengapa hanya air mata tanpa kata2 yang kumiliki? :(
Mengapa hanya hujan tanpa awan hitam? :(
Aku.. Aku bahagia..
Ketika kau disini..
Aku.. Aku kecewa..
Ketika kau tak bersamaku..
Aku tau kalian kecewa padaku, tapi kali ini ku mohon izinkan aku untuk ungkapkan betapa sayangnya aku kepada kalian yang slalu buat aku bahagia..
:')
Sedih? Aku sedih tanpa kalian ketika jutaan kata yang akan kumuntahkan harus kembali kutahan dalam2..
:(
Kesal? Aku kesal harus menunggu waktu untuk tertawa mendengarkan celotehan lucu kalian.. :(
Sepi? Aku kesepian dalam ramai karena tak ada kalian televisi berjalanku.. :(
Kecewa? Aku kecewa kalian tak hiraukan aku walau aku galau dalam senyumanku.. :(
Rindu? Betapa tidak sahabat? Kalian yang ada di hari2ku dulu kini beranjak pergi, berlalu meninggalkanku :(
Sayang? Bagaimana mungkin aku tidak menyayangi kalian yang selalu buat aku lupakan pedih dan tangisku.. :(
Ketika hening dan tenang kuungkapkan perasaanku..
Ketika damai itu merasuki jiwaku. Hatiku terusik tanpamu disini :(
Ketika kudalami perasaanku, mengapa hanya air mata tanpa kata2 yang kumiliki? :(
Mengapa hanya hujan tanpa awan hitam? :(
Aku.. Aku bahagia..
Ketika kau disini..
Aku.. Aku kecewa..
Ketika kau tak bersamaku..
:(
Aku tau kalian kecewa padaku, tapi kali ini ku mohon izinkan aku untuk ungkapkan betapa sayangnya aku kepada kalian yang slalu buat aku bahagia..
:(
Bagaimanapun juga, aku menyayangimu sahabat, dihidup dan dimatiku nanti..:')
Friday, 16 December 2011
dog whisper with Cesar Millan
Cesar Millan has been called a Dr. Phil for dogs, and for good reason. Cesar's amazing rehabilitations of aggressive, scared, lazy, compulsive, and jealous dogs captured the national spotlight when his National Geographic Channel (NGC) series Dog Whisperer premiered in September 2004. Regular viewers soon came to realize it wasn't the dogs but the quirky owners who needed Cesar's help the most. In January 2006, Dog Whisperer returned for a primetime second season with expanded hour-long episodes.
The expanded hour-long episodes of the subsequent seasons give viewers what they are clamoring for: more time to witness Cesar's rehabilitation of dogs and training of their owners. Going directly into homes without any prior information or preparation on that day's case, Dog Whisperer documents the remarkable transformations that take place under Cesar's calm-assertive guidance.
Cesar is often the last resort for clients confronting crises with their beloved pets. While most of Dog Whisperer episodestake place in and near the homes of dogs and their owners, Cesar sometimes decides to bring extreme cases to his Dog Psychology Center for Power of the Pack training. There, they meet his resident dogs, which number as many as 50 at a time, last-chance Rottweilers, pit bulls, and Dobermans originally marked for death but now enjoying a new lease on life while assisting Cesar in training other dogs.
Dog Whisperer is produced by MPH Entertainment and Emery/Sumner Productions for National Geographic Channel (NGC). Executive producers for MPH Entertainment are Cesar Millan, Jim Milio, Melissa Jo Peltier, and Mark Hufnail. Sheila Possner Emery and Kay Bachman Sumner are producers. For National Geographic Channel, executive producer is Char Serwa. senior Vice President of Production is Michael Cascio. Executive in charge of production is John Ford.
The Dog Whisperer is also airing in 109 countries outside the United States, including BskyB (United Kingdom); NHK B.F. (Japan); TV4 (Sweden); SBS (Netherlands); TV2 (Denmark) and TVNZ (New Zealand), UBC (Thailand), and Telecinco (Spain)
ABOUT CESAR MILLAN
Cesar Millan is a best-selling author, a much in demand public speaker, a branded pet careproduct designer/entrepreneur and, not least of all, an internationally popular and iconic series star of the hit TV show “Dog Whisperer with Cesar Millan,” National Geographic WILD’s flagship series. Simply put, Millan is the $40 billion pet care industry’s most recognized and sought-after authority working in the field of dog care and rehabilitation.
Notably, in addition to co-creating and starring in “Dog Whisperer,” Millan has co-authored six books: the New York Times #1 Bestseller Cesar’s Way, the New York Times Bestseller Be The pack leader, Dog Whisperer with Cesar Millan: The Ultimate Episode Guide, A Member of the Family, How to Raise the Perfect Dog, and Cesar’s Rules,which will be released in October 2010. He has also generated numerous instructional DVDs and CDs, and continues to host a popular series of seminars where attendees learn how to apply his extensive knowledge of dog psychology and rehabilitation techniques.
In the summer of 2008 Millan designed and created his own proprietary, exclusive line of dog products, which include organic dog food, health aids, olfactory toys, natural treats, leashes, ergonomic collars, and specially designed, breed-specific beds, among other items. Millan’s products were well received from the beginning, selling out in 20 minutes when first offered on QVC and today are distributed at various retailers including Bed, Bath, and Beyond and Petco. In 2011, Millan launched a new “pack-tested” line of products that were researched using Cesar’s own pack of dogs at his Dog Psychology Center in Santa Clarita, Calif. in order to find the products, treats, bedding, and grooming tools that best suit a dog’s instinctual needs.
Millan was born in rural Culiacan, Mexico, and grew up in a small house with no amenities. He spent much of his early childhood on his grandfather’s farm in nearby Ixpalino, where he observed the behavior of the farm’s many dogs. When he was a teenager, his family purchased their first TV set. He preferred the classic “Lassie” and “The Adventures of Rin Tin Tin” series and, inspired by them, dreamed that he would move to California and become the world’s best dog trainer.
In December of 1990, at the age of 21, Millan, who spoke no English, crossed the border into California and began living in San Diego. He lived on the streets for a month until he landed a job grooming dogs, soon gaining a reputation for his calming effect on even the most difficult dogs. With a few dollars in his pocket, he moved north to Los Angeles and took a job washing cars.
During this time, Millan was surprised by how troubled so many of the dogs he encountered seemed to be and how disconnected Americans seemed to be from nature and the world around them. He began thinking that he should redirect his dream to becoming a rehabilitator of dogs and a trainer of humans. With the money he saved from washing cars, he started a freelance dog rehabilitation service, primarily offering his expertise with extreme cases. He was quickly recommended around town and his client list expanded rapidly. In 1994, he came to the attention of Will Smith and Jada Pinkett Smith who likewise referred him to other celebrities. Millan became inspired to upgrade his business and broaden his exposure in thecommunity, which led him to open his first Dog Psychology Center, a two-acre facility in South Los Angeles, designed to rehabilitate troubled, aggressive, and condemned dogs. The center, which housed a pack of thirty to forty “un-adoptable” and abandoned dogs, was moved to the Santa Clarita Valley to allow for expansion and modernization. The new facility stretches over 43 acres and includes a sheep herding area, swimming pool, obstacle course, and hiking trails.
In 2002, Millan was profiled in the Los Angeles Times. Los Angeles-based production company MPH Entertainment and Emery/Sumner Productions called upon Millan with the idea of creating a TV series around his unique practice. MPH, a multi-award winning production company that discovered and executive produced the hit film My Big Fat Greek Wedding, next developed and filmed a ‘pilot’ show entitled “Dog Whisperer with Cesar Millan,” and sold it to the National Geographic Channel, where it became the cable network’s top rated series its first season.
Today, Millan is a pop culture icon, inspiring flattering parodies on “South Park” and “Saturday Night Live;” references on popular shows including “Two and a Half Men,” “Jeopardy!” and Bravo’s hit series “Work Out;” as well as personal appearances on “Oprah,” “Tonight Show with Jay Leno,” “The Daily Show with Jon Stewart,” “Martha Stewart,” “Carson Daly,” “Today Show,” “The View,” and “Live with Regis and Kelly.” He has also appeared in cameo roles on the hit TV series “Ghost Whisperer” and “Bones,” the DVD premiere film, “Beethoven’s Big Break,” and most recently “The Backup Plan” starring Jennifer Lopez. Millan’s influence and the success of the show have raised so much interest in dog-related entertainment that CBS and Animal Planet, among other networks, have created their own TV shows focused on dogs.
Millan has worked with many celebrity clients including Charlize Theron, Scarlett Johansson, Oprah Winfrey, Nicolas Cage, Michael Eisner, Mark Zuckerberg, Scott Rudin, S.I. Newhouse, Ridley Scott, Rebecca Romijn, Michael Bay, Hillary and Haylie Duff, Denise Richards, Ashley Simpson and Pete Wentz, Virginia Madsen, Vin Diesel, Gisele Bündchen and Tom Brady, and many others.
Millan has been recognized with numerous awards throughout his career. In 2005, the National Humane Society Genesis Award Committee presented him with a Special Commendation for his work in rehabilitating animals; in 2006, 2007 and 2009 “Dog Whisperer with Cesar Millan” was nominated for an Emmy for Outstanding Reality Program; in 2006, Millan was awarded honorary membership in the International Association of Canine Professionals; in 2007, he was awarded the Michael Landon Award for Inspiration to Youth Through Television; and in 2008, he was honored with a Treasure Award from the City of Los Angeles. He continues to be recognized and awarded by rescue and animal welfare organizations for his commitment to the betterment of animals and their relationships with people around the world.
On Valentine’s Day 2007, Millan officially launched the Millan foundation, “a national, non-profit organization designed to aid and support the rescue, rehabilitation, and placement of abused and abandoned dogs.” The cornerstone initiatives include Shelter Stars, an affiliation program created in 2009 that promotes positive, healthy relationships between families and the dogs they adopt; a spay/neuter education and awareness campaign about the overpopulation of pets that leads to over 4.5 million euthanized animals every year, including a public service announcement directed at the Spanish-speaking population; and the recently launched Mutt-i-grees curriculum, a joint effort with Yale University’s School of the 21st Century that aims to teach children about social and emotional intelligence, using natural instincts to develop care and compassion not only to other people, but also to shelter dogs.
“The Dog Whisperer with Cesar Millan”, currently in its seventh season, is seen weeknights across the US on Nat Geo WILD in addition to airing in more than 100 countries worldwide.
In the Fall 2009, Millan launched Cesar’s Way Magazine. Cesar Millan Inc. produces a weekly e-newsletter and website that features Millan’s tips, news, and other content of interest to fans and dog lovers alike. He also appears in Cesar Live tours around the world, an upbeat series of live training seminars. He has completed tours in Australia, the U.S., the U.K., Canada, and will be touring through Europe in May 2011. Millan announced in April 2011 a partnership with POWWOW, a VéRTICE 360 media and entertainment company, with offices in Los Angeles, Miami and Buenos Aires, have announced a partnership to create original new content for the Spanish speaking audiences of Latin America and Spain.
Millan lives in Southern California and is the proud father of two sons, Andre and Calvin.
The Approach
In the wild, a dog's very survival depends on a strong, stable, and organized pack, where every member knows its place and follows the rules established by the pack leader. The pack instinct is perhaps the strongest natural motivator for a dog.
Cesar Millan teaches that, in order to properly fulfill both our dogs and ourselves, we each need to become our canine's calm-assertive pack leader. A dog that doesn't trust its human to be a good pack leader becomes unbalanced and often exhibits unwanted or anti-social behaviors.
Cesar does not "train" dogs in the sense of teaching them commands like "sit," "stay," "come," and "heel" - he rehabilitates unbalanced dogs and helps "re-train" their owners to better understand how to see the world through a dog's eyes.
Cesar counsels people to calmly, assertively, and consistently give their dogs rules, boundaries, and limitations to establish themselves as solid pack leaders and to help correct and control unwanted behavior. He doesn't believe in "quick fixes." Though changing some behaviors can appear to happen in a relatively short period of time, none of those changes will "stick" unless the human acts consistently with his or her dog every day to keep unwanted behaviors from returning. In Cesar's opinion, no one should ever hit or yell at a dog to correct unwanted behavior.
What is Cesar Millan, Inc.?
Cesar Millan, Inc. (CMI) is a dynamic, diversified multi-national company that supports and endorses the work and philosophy of dog behavior expert Cesar Millan. The company strives to provide knowledge of the instinctual self through education and entertainment for the purpose of creating harmony between humans and dogs.
With an estimated 600 million dogs worldwide, CMI is expanding Cesar's reach to an international audience through DVDs, books, merchandise, and speaking tours, as well as alliances with key retail outlets and additional television series and specials.
There is no one in the current marketplace that possesses Cesar's innate skills and a television series that presents those skills on a regular basis. Cesar's experience and understanding of dog behavior gives CMI the unique ability to develop products and services specific to his philosophies and methods.
In keeping with the positive spirit and joy that dogs bring, CMI offers hope and happiness through its multi-tiered business strategies and products.
Every item created by the company will offer excellence and integrity. CMI intends to develop and promote the Cesar brand as a Seal of Approval for all things canine, transforming the connection between dog lovers and products they can trust.
In essence, CMI plans to make the world a better place, one dog at a time.
art street
What is Street Art?
There is as yet no simple definition of street art. It is an amorphous beast encompassing art which is found in or inspired by the urban environment. With anti-capitalist and rebellious undertones, it is a democratic form of popular public art probably best understood by seeing it in situ. It is not limited to the gallery nor easily collected or possessed by those who may turn art into a trophy.
Considered by some a nuisance, for others street art is a tool for communicating views of dissent, asking difficult questions and expressing political concerns.
Its definition and uses are changing: originally a tool to mark territorial boundaries of urban youth today it is even seen in some cases as a means of urban beautification and regeneration.
Whether it is regarded as vandalism or public art, street art has caught the interest of the art world and its lovers of beauty
so this is some if the picture enjoy :)
There is as yet no simple definition of street art. It is an amorphous beast encompassing art which is found in or inspired by the urban environment. With anti-capitalist and rebellious undertones, it is a democratic form of popular public art probably best understood by seeing it in situ. It is not limited to the gallery nor easily collected or possessed by those who may turn art into a trophy.
Considered by some a nuisance, for others street art is a tool for communicating views of dissent, asking difficult questions and expressing political concerns.
Its definition and uses are changing: originally a tool to mark territorial boundaries of urban youth today it is even seen in some cases as a means of urban beautification and regeneration.
Whether it is regarded as vandalism or public art, street art has caught the interest of the art world and its lovers of beauty
so this is some if the picture enjoy :)
Wednesday, 7 December 2011
letusan gunung merapi paling dahsyat sepanjang sejarah bumi
Hingga kini tercatat 11 letusan dahsyat gunung berapi yang disusun berdasarkan jumlah korban yang di akibatkan nya. Ternyata 4 diantaranya berada di Indonesia :
11. MOUNT LAMINGTON (Papua Nwe Guenia)
Lamington adalah gunung api dengan ketinggian 1,680 meter yang terletak di Papua New Guinea. Sialnya hingga tahun 1951, penduduk setempat di Provinsi Oro ini mengira gunung tersebut hanyalah gunung biasa yang ditumbuhi pepohonan.
Hingga suatu malam pada 18 Januari, lahar dan asap mulai untuk keluar dari puncaknya, dan tiga hari kemudian, sebuah ledakan sangat besar dari sisi utara, menyebabkan langit ditutupi debu tebal dan gerimis magma bercampur uap sulfur. Dalam beberapa bulan kemudian getaran dan letusan terus berlanjut hingga radius 10 mil. Ledakannya menyebabkan total hampi 3,000 kematian.
10. MOUNT PAPANDAYAN (Indonesia)
Papandayan adalah sebuah gunung api semi-aktif yang terletak di pulau Jawa, Indonesia. Pada 1772, gunung api ini meletus menghancurkan 40 desa di dekatnya. Lebih dari 3,000 orang terbunuh. Gunung api ini diperkirakan masih sangat berbahaya dan terus mengeluarkan asap dan letusan-letusan di tahun 1923, 1942, dan terus meningkatkan kekuatannya di tahun 2002.
11. MOUNT LAMINGTON (Papua Nwe Guenia)
Lamington adalah gunung api dengan ketinggian 1,680 meter yang terletak di Papua New Guinea. Sialnya hingga tahun 1951, penduduk setempat di Provinsi Oro ini mengira gunung tersebut hanyalah gunung biasa yang ditumbuhi pepohonan.
Hingga suatu malam pada 18 Januari, lahar dan asap mulai untuk keluar dari puncaknya, dan tiga hari kemudian, sebuah ledakan sangat besar dari sisi utara, menyebabkan langit ditutupi debu tebal dan gerimis magma bercampur uap sulfur. Dalam beberapa bulan kemudian getaran dan letusan terus berlanjut hingga radius 10 mil. Ledakannya menyebabkan total hampi 3,000 kematian.
10. MOUNT PAPANDAYAN (Indonesia)
Papandayan adalah sebuah gunung api semi-aktif yang terletak di pulau Jawa, Indonesia. Pada 1772, gunung api ini meletus menghancurkan 40 desa di dekatnya. Lebih dari 3,000 orang terbunuh. Gunung api ini diperkirakan masih sangat berbahaya dan terus mengeluarkan asap dan letusan-letusan di tahun 1923, 1942, dan terus meningkatkan kekuatannya di tahun 2002.
begitu mulianya engkau ibu
Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, hanya tinggal ibunya yang sudah tua dan anak laki-lakinya saja yang saling menopang.
Ibunya bersusah payah membesarkan seorang anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, anaknya tersebut hanya diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih sayang menunggui anaknya sambil menjahitkan baju untuk sang anak.
Saat memasuki musim gugur, adalah waktu bagi anaknya untuk memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah. Di sekolah itu, setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa 30 kg beras untuk dibawa ke kantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibunya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.
Berkatalah ia kepada ibunya: " Bu, saya mau berhenti sekolah saja dan membantu ibu bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Niat kamu sungguh mulia nak, kamu memiliki niat seperti itu saja ibu sudah senang, tetapi kamu tetap harus sekolah. Jangan khawatirkan ibu ya nak. Cepatlah pergi daftarkan ke sekolah nanti berasnya biar ibu yang akan mengantarkannya kesana".
Karena anaknya tetap bersikeras tidak mau mendaftar ke sekolah, ibunya pun menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh ibunya. Dengan berat hati, akhirnya anaknya pergi juga kesekolah. Ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.
Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari pundaknya, pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya lalu mengambil segenggam beras tersebut dan menimbangnya. Tiba tiba dia berkata : " Hai wali murid, kami tidak menerima beras yang isinya campuran beras dan gabah. Jangan menganggap kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Begitu malu nya sang ibu ini, hingga tak henti hentinya berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tadi.
Awal bulan berikutnya ibu ini memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. seperti biasanya beras tersebut diteliti oleh pengawas. Dengan alis yang mengerut, ibu pengawas berkata: "Masih dengan beras yang sama". Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya".
Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Berapa luas sawah yang ibu kerjakan, sehingga berasnya bisa bermacam macam seperti ini". Mendengar sindiran pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.
Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali ke sekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai wali murid kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !"
Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis".
Mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dilihatnya ibu tua tadi duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.
Ibu renta tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku sehingga mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."
Selama ini saya tidak pernah memberi tahu sanak saudara yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih untuk mengatakannya pada anakku, aku takut melukai harga dirinya.
Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat, aku pergi ke pasar, tempat orang berjualan beras, hanya untuk mengemis beras beras yang tercecer di trotoarnya. Dengan susah payah aku mendatangi toko demi toko hanya utnuk mencari ceceran itu. Sampai hari sudah gelap, akupun pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sehingga sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul memenuhi syarat untuk diserahkan kesekolah.
Pada saat ibu tua itu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu."
Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."
Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi Qing hua dengan nilai 627 point.
Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang.
Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras. Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan sebuah kisah tentang seorang ibu yang mengemis beras demi sekolah anaknya. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata kepada para hadirin seraya menunjuk pada ibu tadi : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."
Dan mempersilakan sang ibu yang luar biasa tersebut untuk naik keatas mimbar. Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat ke arah gurunya yang sedang menuntun ibunya berjalan keatas mimbar.
Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan ibu yang hangat dan lembut kepada anaknya membuat sang anak tak kuasa untuk menahan tangisnya, dipeluknya sosok tua dihadapannya itu dan merangkul erat ibunya sambil terisak seraya berkata: "Begitu mulianya engkau Ibu, sungguh aku tak bisa untuk membalasnya……
Ibunya bersusah payah membesarkan seorang anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, anaknya tersebut hanya diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih sayang menunggui anaknya sambil menjahitkan baju untuk sang anak.
Saat memasuki musim gugur, adalah waktu bagi anaknya untuk memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah. Di sekolah itu, setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa 30 kg beras untuk dibawa ke kantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibunya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.
Berkatalah ia kepada ibunya: " Bu, saya mau berhenti sekolah saja dan membantu ibu bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Niat kamu sungguh mulia nak, kamu memiliki niat seperti itu saja ibu sudah senang, tetapi kamu tetap harus sekolah. Jangan khawatirkan ibu ya nak. Cepatlah pergi daftarkan ke sekolah nanti berasnya biar ibu yang akan mengantarkannya kesana".
Karena anaknya tetap bersikeras tidak mau mendaftar ke sekolah, ibunya pun menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh ibunya. Dengan berat hati, akhirnya anaknya pergi juga kesekolah. Ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.
Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari pundaknya, pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya lalu mengambil segenggam beras tersebut dan menimbangnya. Tiba tiba dia berkata : " Hai wali murid, kami tidak menerima beras yang isinya campuran beras dan gabah. Jangan menganggap kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Begitu malu nya sang ibu ini, hingga tak henti hentinya berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tadi.
Awal bulan berikutnya ibu ini memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. seperti biasanya beras tersebut diteliti oleh pengawas. Dengan alis yang mengerut, ibu pengawas berkata: "Masih dengan beras yang sama". Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya".
Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Berapa luas sawah yang ibu kerjakan, sehingga berasnya bisa bermacam macam seperti ini". Mendengar sindiran pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.
Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali ke sekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai wali murid kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !"
Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis".
Mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dilihatnya ibu tua tadi duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.
Ibu renta tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku sehingga mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."
Selama ini saya tidak pernah memberi tahu sanak saudara yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih untuk mengatakannya pada anakku, aku takut melukai harga dirinya.
Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat, aku pergi ke pasar, tempat orang berjualan beras, hanya untuk mengemis beras beras yang tercecer di trotoarnya. Dengan susah payah aku mendatangi toko demi toko hanya utnuk mencari ceceran itu. Sampai hari sudah gelap, akupun pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sehingga sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul memenuhi syarat untuk diserahkan kesekolah.
Pada saat ibu tua itu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu."
Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."
Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi Qing hua dengan nilai 627 point.
Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang.
Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras. Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan sebuah kisah tentang seorang ibu yang mengemis beras demi sekolah anaknya. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata kepada para hadirin seraya menunjuk pada ibu tadi : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."
Dan mempersilakan sang ibu yang luar biasa tersebut untuk naik keatas mimbar. Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat ke arah gurunya yang sedang menuntun ibunya berjalan keatas mimbar.
Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan ibu yang hangat dan lembut kepada anaknya membuat sang anak tak kuasa untuk menahan tangisnya, dipeluknya sosok tua dihadapannya itu dan merangkul erat ibunya sambil terisak seraya berkata: "Begitu mulianya engkau Ibu, sungguh aku tak bisa untuk membalasnya……
Subscribe to:
Posts (Atom)